1. E-biz channel priorities
Saat ini prioritas utama dari nestle dalam membangun jaringan e-businessnya masih terlihat sangat sedikit, dari website nestle dapat kita lihat bahwa informasi yang terkandung pada website tersebut sebagian besar diperuntukan bagi konsumennya. Website nestle Indonesia mempunyai headline “Sahabat Nestle” dimana hal tersebut adaalh salah satu bentuk CRM yang dilakukan oleh Nestle untuk memperoleh data dari konsumennya dan memberikan informasi mengenai produk mereka terhadap konsumen. Untuk kerjasama dalam bentuk B2B nestle menerapkan kerjasama dalam bentuk perjanjian yang saling mengikat kedua belah pihak. Penerapan e-business antara nestle dengan para suplliernya masih dalam lingkup yang terbatas dan menurut saya dapat lebih ditingkatkan dengan membentuk website khusus para suppliernya. Hal tersebut tentunya dapat membantu para supllier nestle untuk memperoleh informasi yang berguna seperti jumlah dan jenis produk apa yang tersedia untuk suatu daerah.
2. Organizational restucturing and capabilities
Dalam membentuk jaringan e-business yang solid sebaiknya nestle Indonesia melakukan joint venture dengan para suppliernya sehingga biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar dan dapat membantu nestle dalam memasarkan produk mereka melalui website suppliernya.
3. Business, service and revenue model
Bisnis model yang coba diterapkan oleh nestle sangatkah sederhana, nestle hanya menerapkan 1 department marketing dalam memasarkan produk mereka. Dalam hal ini seharusnya nestle dapat menerapkan beberapa buah department pemasaran untuk n=beberapa produk mereka sehingga hal ini akan memudahkan supplier mereka.
Nestle mempunyai beberapa supplier dalam memasarkan produknya, contohnya adalah PD Palam Jaya Abadi Indonesia yang mendistribusikan produk nestle untuk wilayah lampung utara dan menggala. Penggunaan website untuk B2B akan mempermudah supplier tersebut menperoleh informasi akan ketersediaan barang sehingga mereka dapat melakukan perencanaan untuk setiap pemesanannya.
4. Marketplace Restucturing
Issue yang penting terkait disini adalah mempertimbangkan pilihan antara disintermediation dengan reintermediation. nestle secara real (transaksi fisik) melakukan penjualannya melalui kerjasama dengan distributor / reintermediation. Selanjutkan apabila nestle akan menerapkan sistem e-commerce , maka marketplace restructuring yang mungkin dipilih adalah beberapa option berikut ini :
o Menciptakan new online intermediary strategy dengan menciptakan website baru sebagai perantara penjualan produk PT Unilever sendiri.
o Kerjasama dengan distributor yang telah memiliki website perusahaannya baik baru maupun sudah exist. Dalam hal ini perusahaan ini menjadi perantara PT Unilever dengan customernya.
5. Market & Product Development Strategies
Dalam menentukan target pasar dalam kaitannya penentuan strategi e-business yang dilakukan oleh nestle sebenarnya website nestle telah dilengkapi dengan sarana CRM yang memadai. Pada website tersebut konsumen dapat memperoleh keistimewaan dengan melakukan registrasi untuk menjadi “Sahabat nestle”. Dengan melakukan registrasi konsumen akan mengisi kuisioner yang disiapkan untuk mencari informasi mengenai preferensi dan daya beli konsumen. Hal tersebut juga juga nantinya akan berguna bagi pengembangan produk nestle dimasa yang akan datang.
6. Positioning and Differentiation Strategies
berdasarkan analisa saya terhadap differensiasi produk yang dilakukan oleh nestle, website mereka sudah menampilkan link mengenai produk – produk mereka. Hal tersebut mempermudah nestle untuk memposisikan produk mereka terhadap pesaingnya karena untuk beberapa merek nestle telah membuatkan website khusus untuk merek – merek tertentu, contohnya Nescafe. Dalam merancang strategi yang dapat mereka gunakan pada e-business, nestle dapat mengoptimalkan website mereka bukan hanya untuk melakukan riset dan promosi mengenai konsumennya namun juga sebagai sarana pemasaran produk mereka kepada suppliernya secara langsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar