Rabu, 07 Januari 2009

Explain why a permission marketing approach is required for a B2C site.

Business to Consumer (B2C) merupakan mekanisme toko on-line (electronic shopping mall), yaitu transaksi antara e-merchant dengan e-customer. Pada B2C dimana perusahaan berhubungan langsung dengan pelanggan diperlukan suatu mekanisme khusus yang memungkinkan perusahaan dapat mengirimkan promosi mereka langsung kepada konsumennya. Salah satu cara media promosi melalui internet adalah dengan menggunakan email. Perusahaan dapat mengirimkan promosi mereka melalui email kepada para konsumennya, hal ini adalah salah satu mekanisme promosi yang diadopsi dari sistem Customer Relationship Management (CRM). Perusahaan memerlukan ijin dari konsumennya agar mereka bersedia dikirimi email karena ada beberapa konsumen yang menganggap email yang datang terus menerus mengganggu sehingga email tersebut dimasukan dalam folder spam/junk email. Suatu cara dimana perusahaan memperoleh ijin dari konsumennya untuk mengirimkan email adalah dengan Permission Marketing.

Permission Marketing merupakan praktek marketing terhadap pelanggan setelah pelanggan menyetujui untuk dikirimi newsletter/informasi produk yang sesuai dengan selera pelanggan tersebut. Dalam inbox kita sering terdapat tawaran-tawaran dari produk yang mungkin kita kenal, namun karena kita tidak tertarik (bahkan merasa terganggu) maka kita akan memasukkanya dalam folder junk/spam. Agar promo produk lebih efektif maka permission marketing merupakan metoda yang efektif untuk mencapai target marketnya. Misalnya dalam penggunaan selular, kita sering ditawari informasi event-event provider yang kita pakai/ berita-berita update per hari, jika kita ingin dikirimkan informasi tersebuit maka kita diminta untuk mengetikkan kata ‘registrasi’
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan Permission Marketing pada B2C yakni :

1. Messaging Format
Permission email marketing strategy menggunakan tiga jenis format pesan yang mendukung juga format seperti HTML, text, dan richer media seperti Flash. HTML, and Text formats paling sering digunakan dikalangan para B2C karena tingkat penerimaan yang baik oleh konsumen dan juga meningkatkan accessibility pada jaringan dan penggunaan teknologi assessments pada email. Kedua format ini juga sangat mudah disesuaikan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Penggunaan rich media seperti Flash masih mendapatkan kendala karena batasan-batasan yang ada pada email konsumen.

2. List management and building
Daftar konsumen dibuat dan di kelola oleh perusahaan untuk mendapatkan pengaruh terhadap informasi yang ada pada konsumen. Daftar aplikasi yang digunakan oleh perusahaan untuk mengelola informasi dari konsumen seperti contact lists, mailer lists, subscriptions dan unsubscription, opt-ins dan opt-outs, bounce lists dll.

3. Campaign delivery
Mengatur jadwal, kepercayaan konsumen, membuat skala prioritas, dan email automatisasi untuk menjamin keberhasilan dati promosi yang dijalankan oleh perusahaan.

4. Response tracking
Response tracking adalah salah satu dri aspek yang penting dari B2C marketing strategy. Kecepatan dari waktu respond an pembelian yang dilakukan oleh konsumen menentukan berapa banyak email yang harus dikirimkan agar program promosi yang dijalankan dapat berhasil.

5. Generating reports and analysis
Salah satu alat yang digunakan pada B2C email marketing campaigns adalah report dan analisis. Perusahaan sangat bergantung kepada raport dan analisa untuk melakukan perancangan/membuat alat promosi yang cukup kuat.

6. Anti spam measures
Alat untuk mengukur anti spam filter adalah suatu hal yang paling mendasar yang sangat diperlukan pada B2C email marketing campaigns. Hal ini karena banyak email yang masuk kepada konsumen yang menurut mereka sangat menganggu akhirnya hanya berubah menjadi spam yang sia-sia.

Tidak ada komentar: